Kembali ke UNPAS
Sabtu tanggal 5 lalu, gue kembali ke kampus gue di Bandung. Karena malas bawa mobil sendiri, akhirnya jam 7 pagi aku naik travel Baraya dari Cikini sampai jalan Cipaganti di Bandung, dan naik angkot ke jalan Setiabudi. Aku sampai di kampus jam 09.15 pagi, cukup waktu untuk melihat-lihat kampusku yang sekarang sudah berubah banyak.
Selepas SMA tahun 1996, aku bersama Asis dan Sinta ikut test jurusan Seni Rupa di ITB Bandung (UMPTN gue dapet jurusan KIMIA UI bo... gak kebayang kan Chandra jadi chemist. Ntar ngebakar lab lagi, parah-parahnya malah jualan obat, hahahahaha), dan hanya gue yang lulus dari mereka bertiga. Sesampai di Jakarta, ternyata gue keterima beasiswa untuk belajar di Belanda. Pikir gue: "Kapan lagi ke luar negeri gratis?". Ya akhirnya ike ke Belanda.
Sayangnya emang gue blo'on soal ngitung-ngitung, gue fail Accounting 2 semester, dan hilanglah beasiswa. Eh krismon pula... akhirnya pulang deh ke Indonesia. Males liat Jakarta karena kecengan udah kuliah di luar daerah, gue pergi ke Bandung bersenjatakan surat "Anda diterima di jurusan Senirupa ITB", gue ketemu dengan rektor ITB. "Boleh langsung masuk, tapi tunggu angkatan '98 ya". Males banget dah. Gue ke Unpas bawa kertas yang sama, sambutannya lebih meriah. Februari 1998, gue resmi jadi mahasiswa DKV Universitas Pasundan... *suit-suit-priketiewwwww*
Oh well, setelah lulus tahun 2001 (kuliah ngebut 2,5 tahun coyy....), akhirnya kini gue balik karena panggilan almamater. Gue pengen contribute untuk kampus gue. Ditemani oleh Tizar, Fatra dan (yang telat banget dateng) Dewi, kita rapat di "Calon gedung FSRD" yang belum jadi.
Kampus ini dulu didominasi oleh FSRD, kini dominasi oleh anak-anak Tehnik. Yeah, we have the crappiest design facility in campus, tapi liat dulu dong kreativitasnya.
Ok, dasarnya para alumni setuju untuk mengadakan workshop tambahan serta beberapa bimbingan dan mengembangkan kembali UKM yang pernah didirikan oleh angkatan gue (Komik, majalah, TV, dan radio), dan mungkin membuatnya menjadi sebuah kompetisi.
Sepertinya ankatan sekarang kurang aktif melakukan kegiatan di kampus sehingga terlihat mati. Well, I think its time to do something about it.
Selagi di kampus, gue sempetin diri untuk mengambi ijasah yang sudah 6 tahun ngga gue ambil-ambil, hehehehe, emang penyakit malas ini susah disembuhin. Kampus gue makin gede dan berubah, I just hope jurusan gue ikutan gede, gak jadi kutu diantara para raksasa. I went home with so much plans in my notepad. Will work on it soon, I promise.
9 comments:
ya ampun Chan, elo mustinya bersyukur diberi banyak pilihan... just curious: kenapa ngga jadi ambil seni rupa ITB nya, nunggu bentar kan?...
Saat itu gue sedang dalam masa "Don't want to be here". Gue lagi anti banget sama namanya di Jakarta setelah bengong disana lebih dari 4 bulan lamanya. Lagian gak terlalu nge-fans banget sama ITB, gue sih pokoknya kuliah, punya gelar, dan FREEDOM!!!!
gak bisa terkekang ya om? kok bisa sampai nikah sih?
hello sexy, welcome to my blog.
nikah itu sebuah ibadah dan pilihan, bukan kekangan. It's something I chose to do.
inget anak bini chan, masih aja ngecengin cewek, panggil sexy-sexy pulak
Kenapa?? mau gue panggil sexy juga?
Maaf, dibuku gue akuntan gak ada yang sexy... :D
bukannya loe dulu mau ama apaan aja, yang penting berkaki dua dan wanita can?
Hehehe... gimana rencana workshop kelanjutannya...?
Gue dah bikin konsep dan materi ke Tizar dari jaman kuda gigit besi, cuman sampai sekarang gak ketahuan realisasinya.
Wong kita mo berbagi elmu gratis kok gak jadi-jadi. Katanya schedule dari pihak kampus? When will that be?
Katanya gue disuruh ngajar semester ini? Surat gak pernah datang Mit.
Niat udah ada, tapi berita gak jelas. Ya gue nunggu dari loe aja deh Mit.
Post a Comment