Hari Gini Masih Ada Aja Nigerian Scam, di Facebook Pula
Pernah dengar istilah "Nigerian Scam"?
Ini adalah istilah yang digunakan untuk metode penipuan yang dilakukan via internet oleh kriminal asal Nigeria. Metode ini sudah ada sejak lama, khususnya sejak terjadinya kudeta di Nigeria. Modusnya sama; mengirim email kepada anda, mengaku orang penting (wakil dari eks pemerintahan lama, bankir, istri presiden lama atau lainnya) yang memiliki uang banyak namun butuh orang luar untuk membantu mengeluarkannya dari negara itu dengan cara ditransfer ke rekening anda, dan nanti anda akan diberikan 30% sebagai ongkos. Akhirnya saat transfer anda akan diminta uang jaminan oleh orang yang mengaku dari Bank Swiss dan akhirnya anda akan mengeluarkan duit banyak hingga akhirnya no more contact. You've been scammed (ditipu).
Hal ini bukan fenomena baru, sudah usang malah. Jeremy Wagstaff dalam buku paperback out-of-date keluaran 2007-nya berjudul Loose Wire[1] yang saya dapat secara gratis (hehehe) menuliskannya di bab 4 bagaimana ia meledek mereka dengan cara melayani email mereka yang mengaku sebagai Maryam Abacha. Jeremy memberikan data dari perusahaan anti penipuan Ultrascan Advanced Global Investigations yang berlokasi di Belanda, bagaimana dalam tahun 2005 saja, sebanyak USD$ 3,2 trilyun didapatkan oleh para Nigerian Scam.
Now our story begins...
Salah seorang kolega di kantor gue tiba-tiba kesengsem setengah mampus. Sudah beberapa hari account facebooknya berisi kata-kata manis dan penuh kebahagian[2]. Yup, she's in love.
Menurut laporan sekretaris gue, sejak lama banget dia pengeeeeeeeeeeeeeeeeeeen banget punya pacar orang bule, dan sepertinya do'anya terjawab. Dapet orang Inggris bow, tajir bin ganteng pula. Lebih okenya, dia siap pindah ke Jakarta, menjadi mualaf dan meminangnya ke pelaminan. Ya kita cuma bisa bilang Alhamdulillah dan turut senang.
"Ganteng loh pak, kayak foto model", kata seorang karyawan. Saya belum lihat sih, dan males juga cari tau urusan orang.
Tidak turut campur saya ini berakhir kemarin siang, jam 2 tepatnya saat karyawan yang kesengsem jatuh cinta ini mengetuk pintu kantor saya.
"Mas, boleh gak pinjem komputer bapak sebentar buat cek online banking? Di blackberry saya gak kebuka"
"Boleh, silahkan"
Ia lalu mengetik alamat bank Natwest, cuman kok akhiran dari url-nya bikin curiga (http://natwestonline-uk.es.tl), dah gitu untuk sebuah institusi bank, itu website jelek amat yak. Reminds me of websites made with Microsoft Frontpage back in the late 90s. Lalu gue tanya: "Rekening kamu? Baru tau Natwest Bank buka cabang di Indonesia".
"Bukan mas, ini punya pacar saya", katanya sembari memasukkan username dan pin yang tertera di blackberrynya. "Dia minta saya ngecek apakah uang pembayaran proyek dari pemerintahan Nigeria sudah masuk belum?"
Wajahnya tiba-tiba berubah jadi berbinar.
Angka fantastis 16.980.000 poundsterling tertera di layar.
Serius, gue gatel. Bukan karena liat angka di layar, tapi itu website jelek amat, sumpah. Sebagai designer yang sudah hampir 8 tahun mengerjakan GUI untuk beberapa web dan aplikasi bagi dunia perbankan, no way ada bank yang bikin website sejelek itu. Apalagi online acount report yang tidak ada previous balance atau option untuk services yang lain, gue amat sangat yakin ini palsu.
"Sorry nih, boleh gak gue cek bentar?". Setelah dipersilahkan, gue cukup click view source dan jreng-jreng, dugaan gue bener, ini fake website. Semuanya hardcode HTML sampai ke angka, made with Microsoft Frontpage 97 pulak.
Shit man, gue rada gak tega bilangin. Tapi bagaimana, evidencenya di depan mata gue dan gue tau fraud/scam macam ini. Hard decision, tapi akhirnya gue angkat bicara.
"Bukannya aku mau turut campur nih, tapi website ini palsu. Data yang kamu lihat palsu." aku katakan pada rekan kantorku.
"Maksudnya mas?"
"Ini website gadungan, lihat aja. Log out pindah halaman gue pencet back bisa, gak secure, ini data palsu, apalagi ada embel-embel Nigerianya."
"Yang bener mas??"
"Beneran loh, aku gak ada maksud apa-apa, cuman ini semacam alat untuk nipu. Kalau boleh tau, kok bisa sampai begini ceritanya gimana? Kalo kamu gak mau cerita gak apa-apa, gue gak maksa. Secret safe sama gue.", kata gue.
"Sebentar mas...", katanya sembari keluar ruangan.
Sekitar sejam kemudian dia kembali, membawa beberapa lembar fax yang kemudian diberikan padaku, matanya rada berkaca-kaca. Dia bercerita bahwa sudah sebulan lebih ini dia kenal seseorang di facebook dan mulai chatting terus. Needless to say, mereka pacaran online lah akhirnya. Dia orang Inggris bernama Raymond Cole, janji mau ke Indonesia dan meminang akhir tahun ini, bersedia jadi mualaf. Kabarnya sebulan lalu ia mengerjakan proyek ke Nigeria. Dari Nigeria mereka terus keep contact, hingga melalui telepon.
One day, si Raymond telpon, bilang kalo dia dapet duit banyak di Nigeria, dia mau langsung ke Indonesia aja bulan depan. Dia minta kakaknya kirim semua barangnya ke Indonesia melalui jasa perusahaan bernama Globalink Express. Pagi tadi dia katanya dapat kabar dari perusahaan itu bahwa barang-barang si Raymond stuck di Malaysia, gak bisa masuk karena kurang biaya pajak masuk dan uang pelicin untuk petugas bea cukai Indonesia. Dia diminta membayar fee sebesar USD$1200 agar bisa masuk.
Dia telpon lah pacarnya, melapor. Pacarnya minta dia bayarin dulu karena susah dia transfer uang dari Nigeria, katanya susah internet connection disana... (lho, kok bisa chatting dan facebook hampir tiap hari?!??).
Pacarnya bilang untuk tidak khawatir, pasti nanti diganti (plus rayuan gombal lainnya). Dia memberikan alamat e-bankingnya di Natwest supaya percaya.
Well, it was a fake like I said before. Semuanya fake sampai ke perusahaan jasa pengiriman palsu Globalink. For a company that has a tracking service, the quality of the web design is shit. Yang global link ini agak pinter karena dibuat seakan bukan hard coded html saat dibuka source codenya, tapi teteup lah kebaca ama gue, apalagi di fumble, semuanya masib berextension .html semua.
Mulailah pengecekan, dari nomor telpon yang lumayan palsu: +44 7234 xxxxx. Nomor +44 memang kode internasional Inggris (Indonesia +62), tapi nomor 7 setelah nomor internasional adalah nomor divert, dan divert itu tujuannya adalah Nigeria (234).
Lalu dimulailah google search dengan keyword: Raymond Cole Scam Nigerian
The result was............ banyak banget.
Gue merasa kasihan banget sama rekan sekantor gue, dia heart broken banget dan kesel (ya iya lah). In a way, I feel guilty, tapi masa' gue tega membuiarkan dia terus ditipu dan sampai kehilangan uang. I didn't feel good at the end of the day, but I didn't feel bad either.
Watchout guys, there are a lot of bad guys in the world, and the internet is one of its tool to get their prey.
_____________________________
[1] out of date karena isinya tentang teknologi, dan lompatan teknologi begitu tinggi, hingga buku 2007 itu sudah obsolete.
[2] She's not your typical jolly person.