Hidup di Jakarta Itu Mahal Ternyata...
Setelah membaca blognya Indirani tentang survey biaya hidup di Jakarta, gue jadi pengen ngitung pengeluaran gue. Kok agak takjub sih angka mereka bisa sampai Rp.13.000.000 sebulan. Kayaknya gak sampai segitu deh gue. Coba ngitung lagi deh :
Living Cost
- Belanja supermarket (termasuk susu anak, dan kebutuhan hidup lainnya) : + 900.000
- Belanja pasar basah @ 20.000 perhari : 600.000
- Tagihan listrik perbulan : + 315.000
- Tagihan PAM : 65.000 (jarang pake air pam)
- Tagihan air minum (galon) : 105.000
- Tagihan gas masak sebulan (1 tabung habis dalam 3 bulan, jadi harga dibagi 3) : 25.000
- Tagihan telpon : + 65.000 (jarang nelpon dari rumah)
- Tagihan seluler (Chandra & Rika, prepaid) : 103.000
- Cable TV & Internet : 295.000
- Kebersihan & keamanan : 50.000
- Nanny buat Vira (termasuh uang jajan) : 450.000
Transportation costs
- Bensin sebulan : 500.000
- Ongkos bengkel (diluar reparasi, 2 bulan sekali jadi dibagi 2 harganya) : 300.000
- Cicilan mobil : 750.000
Kalo ditotal : + Rp. 4.523.000 perbulan.
Wuih, naik sekitar 2 kali lipat sejak gue punya Vira. Ini belum nanti kalo Vira dan Arkan masuk Sekolah. Pusing juga ya kalo dihitung. Alhamdulillah kalo gak dihitung kita kok bisa kerasa cukup aja sebulan, merasa sisa lebih malah. Pas dihitung baru kerasa kalo sisa gaji dikit amat yak. Ini aja belum ngitung tabungan pendidikan anak dan Asuransi kesehatan + jiwa + rumah + mobil yang dibayar tiap awal tahun atau 5 tahun sekali. Belum biaya tak terduga macam kondangan dst.
Mahal juga hidup di Jakarta, tapi masih bersyukur masih jauh dibawah angka 13jt.
"Siapa suruh datang Jakarta... siapa suruh datang Jakarta..." *berdendang dengan sumbang*
Silahkan dikomentari, siapa tau punya kiat yang lebih hemat.
6 comments:
mohon ijin nge-link ya pak.... :)
Silahkan digunakan secara bertanggung jawab :-)
Kak Chandra masih banyak tu yang belum masuk, Zakat, biaya jalan2 entertaiment dan jajan diluar.. Kan sering tu ajak Vira n Mbak Rika makan ke Pizza, Kfc dll keliatan dari flickrnya hobi wisata kuliner..hehehhe
hehehe...blom biaya tak terduga, kayak kondangan, sumbangan2, acara kumpul2. Btw, tagihan hp lo dikit amat,itu udah berdua yaa *rolling eyes
Yup, memang itu baru living expenses (makanya gue tulis kalo belum termasuk biaya tak terduga *doh*).
Gue heran deh, kenapa semua orang selalu menanyakan bagaimana mungkin gue dan istri bisa survive dengan pulsa 50.000 perbulan. Well I'm so sorry kalo kita tidak se-konsumtif warga lain di Jakarta.
Rika (my wife) cuma mengisi pulsa 50.000 rupiah kemasing2 HP kami tiap tanggal 26. Kalo habis ya udah.
Kalo untuk entertainment, kita ada tabungan sendiri. Sebetulnya kita ada 3 tabungan extra yang punya status "bisa dihabiskan" dan kudu diisi tiap bulannya; Belanja, Jajan, Jalan2 & holiday. Kita (gue sih) lebih banyak masak dirumah, kalo jajan Jarang Mi. kalao foto banyak makanan itu mah makan siang gue, dan itu bukan dari kocek gue, tapi kantor, karena gue punya lunch expenses of... well lebih dari cukuplah secara termasuk untuk entertain client, tiap akhir bulan di reimburse atau gue pakai kartu kredit perusahaan. Kerjaan gue ngeloby, masa' gue bayar lunch gue kalo ngeloby.
thanks infonya,
mengingatkan kalau sekarang perlu hitung2an pengeluaran...
Post a Comment