Terharu Ya Mas?

28 Jam dari Jakarta non-stop driving bisa membuat orang capek berat (ya iya lah!!!). Berangkat tanggal 10 Oktober, tapi sampainya di Solo tanggal 12 Oktober dini hari pukul 1 malam kurang lebih dikit. Begitu lihat kasur bagai udah setahun gak ketemu istri, lamngsung tomplok dan Zzzzz.

Mengikuti ahli bintang Muhammadiyah, gue lebaran tanggal 12. Dan dengan 4 jam tidur, paginya saat dibangunkan sholat Ied, badan gue gak bisa gerak. Sumpah punggung rasanya didudukin ama badak. Gerak dikit sakitnya minta ampun.

"Udah, jangan dipaksa, istirahat aja", kata bokap dan mertua gue.
Tadinya udah niat istirahat, eh liat anak gue Vira dipakein baju jilbab dan istri gue yang rapi gitu, gue jadi kepikiran...
"Gue jauh-jauh dateng ke Solo, nyetir 28 jam, masa' gue kelewatan Shollat Ied."
Dengan semangat 45 gue bangkit dan mandi. Mungkin adrenalin kicked in, soalnya sakit di punggung ilang semua. Ajaib dah.

Yang lain sudah berangkat, jadi gue ngejar, mulai kerasa lagi punggung gue, tapi Banzai lah!
Akhirnya sampai kita di tempat Sholat Ied, sebuah lapangan besar di kampung nenek gue di Boyolali. Pada hari biasa, tempat ini dapakai main bola atau untuk menggiling dan menjemur padi saat panen. Public field lah.



Shollat seperti biasa, 2 rakaat dan diikuti dengan khotbah dari ustad setempat. Punggung gue sakiiit banget, sampe gue kagak konsen ustadnya ngomong aja, kalah sama nahan sakit punggung gue. Setelah 45 menit khotbah. Kita pulang, dan gue berjalan sambil nahan sakit yang begitu sakit sehingga gue sampai berlinang air mata.

Istri gue dengan rasa haru menggandeng gue dan bilang "Khotbahnya bagus banget ya? Sampai Terharu ya Mas?"

Gue diem aja deh... Biar dia ada dalam fantasinya sendiri. Akhirnya sampai rumah di pijetin dan di treak bak raja... the power of tears.